Jalan-jalan ama Eneng

javvachic - Ketika food tweetwar berseliweran di timeline, ditambah dengan kicauan2 di WA grup blogger pekalongan bernada provokatif menggoda mata dan perut... apa dayaaa iman pun runtuh. Alhamdulillah timbangan masih aman, dan isi dompet pun terkendali di bawah tekanan tanggal tua. Dengan alasan belum full sarapan pagi ini dan naga di perut sudah teriak2, alhasil kaki pun berhasil digeret sambil sekalian ngajak adikku semata wayang si Eneng (anggap aja begitu sebutannya *maapshanti) yang unik dan tiada duanya (*cukupatuygunikgini)...
My sis, si "Eneng" Shanti

Okelah siap2 dengan kostum yang nyantai, hmmm inipun sudah ganti atasan 3x dengan alasan terlalu ketat, terlalu panas dan terlalu ok haha... pokoknya cari atasan yang bersahabat dengan cuaca Pekalongan yang super ramah panasnya. Setelah itu cek amunisi si Eneng seperti cemilan, tisu basah, tisu, lap, obat, dan payung cantik untuk jaga2. Oh iya, adikku satu2nya ini memang ABK yang sudah berubah jadi GBK karena usianya. Terserang virus meningitis di usia 2 th, dan tidak pernah lepas dari obat sejak usia itu. But she's doing fine gak parah2 amat lah menurutku karena banyaaaak diluar sana yg lebih memprihatinkan kondisinya. Sesekali sih serangan epilepsinya bisa muncul dalam kondisi fisik/emosional yang kurang memadai. Selama stok obat cukup, keadaan aman. 

Untung aja di seberang rumah ada praktek pengobatan alternatif Pak H. Sulis seorang pengusaha nan dermawan jika sewaktu-waktu diperlukan. Alhamdulillah 'Alaa Kulii Haal. Allah Maha Adil. Jika sedang ngedrop maka melalui beliaulah kami berikhtiar. MasyaAllah dengan karomah keahlian beliau masyarakat dari berbagai penjuru berdatangan, memenuhi halaman rumah pun ketika belum waktunya buka pada ba'da ashar. Praktek libur setiap kamis jumat dan libur besar. Istirahat waktu maghrib dan isya. Harap bersabar ketika berobat, ikhlas, dan selalu yakin atas kehendak Allah. Pasien manula dan balita akan diutamakan. 

Ok jadi dengan bismillah maka cuz kita berangkat. Ngajak si Eneng jalan memang gak bisa gitu aja berangkat, harus lihat2 kondisinya. Sepertinya matahari masih malu2 jadi kita putuskan jalan kaki santai aja, toh tujuannya deket rumah. Terpaksa coret destinasi lain yang juga bikin penasaran.
Area rumah kami yang berada di daerah Noyontaan cukup nyaman untuk jalan jalan. Trotoar lebar, pohon2 rindang sepanjang jalan raya maka perfecto untuk menyusuri lintasan tujuan. Depan jalan pemandangan asri dari Hotel Nirwana sudah menyambut. Review di page berikutnya yaa. Memang akan nampak beberapa hotel sepanjang perjalanan hingga ke Alun2. Belok ke Jl Dr Cipto tidak sampai 5 menit sudah nampak Hotel Namira, hotel yang mengusung akomodasi konsep syariah. Di sekitar, beberapa toko mulai padat dikunjungi seperti halnya Toko grosir ATK Langgeng Jaya, Toko perlengkapan bayi dan anak Harmonis dan toko kasur busa Royal Foam. Terdapat juga pusat ekonomi masyarakat Kospin Jasa di sebelah kanan jalan. SD Mahad di seberangnya masih sepi karena jam belum menunjukkan waktu pulang sekolah. Beberapa langkah ke depan dekat perempatan Jl Cempaka ada Kedai Nasi Pak Slamet yang selalu ramai. Cukup banyak variasi lauk pauknya dengan jejeran panci2 mengkilat, biasanya makan apapun akan disiram dengan 5, ya 5 kuah sekaligus... ah anak kos kali haha...
Namira Hotel Syariah

Mereka yang biasanya pulang senam di Sanggar Senam Cempaka akan menenteng jinjingan lauk untuk dibawa pulang. Aih gimana program dietnya doong? Emang postur saya bukan ala cik2 yang langsing2 ituh jadi no worries yang penting hepi. Ah jadi ingat waktu yoga di Menteng Jakarta Pusat, pulang pasti nguliner sekitaran Menteng Plaza/Keris Gallery.
Nah di Jl Cipto ini terdapat salah satu icon heritage Kota Pekalongan, yaitu Hotel The Sidji yang telah berdiri sejak tahun 1920an, milik keluarga pioneer Es Teler 77 yang kondang itu. Review juga akan saya ulas di halaman lain. Bangunan inti yang kuno di depan masih dipertahankan, sementara gedung hotel mengitari kolam renang di area belakang. Jangan sampai ketinggalan untuk paling tidak mampir di hotel ini, merasakan atmosfir masa lalu di loungenya dan mengagumi interior peninggalan Chinese Lieutenant Hoo Tong Koey ...


Facade The Sidji Hotel

Tidak jauh dari The Sidji maka salah satu plaza terbesar di Pekalongan yaitu Plaza Pekalongan dengan hipermarket di dalam menanti anda untuk berbelanja atau sekedar ngadem ayem. Yak ngadem memang diperlukan di sun shiny city ini. Masa iya ngadem di ATM, nanti ada permintaan maaf pula dari screennya hihi *ceksaldoedisirindugajian
Daan sampailah kita di penghujung destinasi yaitu Alun2... alun2 yang berganti wajah sesuai waktu, dari subuh hingga malam menjelang.
Subuh akan dipadati oleh kuliner khas sarapan seperti bubur ayam, nasi kebuli dan rombongan sementara bergeser waktu sekitar brunch time maka lapak2 kuliner pagi seperti Pecel Klaten, Es Oyen dan Siomay, Bakso Malang, Es Dawet dan Mie Ayam akan ditemani oleh bapak2 tukang cukur alias Tree Barbershop. Ok mari dipiliiih dan nampaknya lesehan Pecel Klaten di bawah rimbunan pohon Beringin sudah melambai-lambai menanti kedatangan kami. 2 gelas es teh dan seporsi besar Pecel sebagai kesimpulan akhir jalan2 kami dengan sehelai 20rb an cukup untuk menyenangkan hati dan perut. Angin semilir sepoi2 menyapa manja. Dan apa kata si Eneng dengan polosnya sebelum pulang? "ENAK MBAK KAYA DI PUNCAK" Wooow, okedeh hahaaa ... alhamdulillah bahagia itu sederhana. Sesimpel itu menyenangkan hati si Eneng...




Pecel Klaten, pecel crunchy porsi kenyang maksimal



#Pekalongan #JalanJalan #Kuliner #Eneng #BahagiaItuSederhana



Comments

  1. Duhhh jadi pengen pecel mie usek nya :9

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihiiii sukses nularin virus kepengenan. Tp yg ini emg bedanya kacangnya berasa banget trs lbh legit dr yg lain yg prnh aku coba

      Delete
  2. Heee, Pekalongan sekarang canggih.....hotel berbintang2 bertebaran, kuliner gampang ditemui dimana2.... Next miso...😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya aku makin cintaaa sama Pekalongan. Hayu ya miso pankapan nguliner di Krapyak yu

      Delete
  3. Wiih..jempol ah, siang2 jln kaki dari Yonta 1 ke alun2.. Panaaaas bo' hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi iya mbak aku demen jalan kaki nyantai menikmati hidup... adem kok sekitar Yonta. 10-15 mnt sp Alun2, habis itu ngadem deh di Matahari haha

      Delete
  4. Mbk javachic klo ngeblog kayak aslinya... ceplas ceplos. :D

    ReplyDelete
  5. Grup blogger Pekalongan aktif ya, Bu? Berminat join, tapi .. sudah lama ga nulis >.<

    ReplyDelete
    Replies
    1. assalamualaikum ukhty, maaf br liat penampakan komen mbak saiki... iya KBP alhamdulillah cukup aktif. Monggo mba gabung aja, tweet k @bloggerpkl ya, makasih udh BW

      Delete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. hallo mas, mohon bantuannya untuk alamat pengobatan pak haji sulis dimana ya.. please agung

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf beribu maaf br ngecek blog jd br sempet jawab. Praktek Pak H. Sulis di Noyontaan Gang 1,seberang Hotel Nirwana persis atau gang sebelah studio GRSB. Smg membantu

      Delete
  9. Assalamualaikum mbak, mohon bantuan alamat pak haji Sulis dimana? Bu Sri. Terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf Bu Sri, sudah lamaaa ndak cek blog. Alamat praktek Pak H. Yusuf di Noyontaan Gg 1, seberang Hotel NIrwana persis, sebelah GRSB Studio masuk ke dalam. Semoga membantu, dan ikhtiar berhasil

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jalan-jalan ke Pekalongan ala JavaChic

NDORO GLOMPONG, MENATA HATI BERSAMA BELAHAN JIWA